DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI DARI VENDOR DIGITALGLOBE SERTA DATA CITRA SATELIT BERBAGAI VENDOR LAINNYA BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION.
UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON : 0857 2016 4965 | E-MAIL : mapvisionindonesia@gmail.com
Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan terungkapnya praktik perbudakan nelayan asing yang dilakukan oleh PT. Pusaka Benjina Resources (PBR) – sebuah perusahaan perikanan lokal yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh perusahaan perikanan asal Thailand, di Desa Benjina, Kepulauan Aru – Maluku. Di areal pabrik milik PT. PBR ditemukan sebanyak 322 ABK (Anak Buah Kapal) asing dalam kondisi mengenaskan, bahkan dekat dengan lokasi tersebut ditemukan kuburan massal yang diduga merupakan kuburan ABK asing yang menjadi korban perbudakan.
Terbongkarnya kasus ini bermula dari disiarkannya hasil investigasi yang dilakukan selama setahun oleh pihak AP (Associated Press) – sebuah kantor berita non profit asal Amerika Serikat, yang melaporkan bagaimana kondisi ribuan orang yang dipaksa menangkap ikan secara ilegal oleh PT. PBR. Praktik ini sendiri awalnya sunyi senyap, karena para aparat di lapangan telah disuap (dan juga mungkin memang ingin disuap) oleh PT. PBR, sehingga kegiatan ilegal mereka terlindungi selama ini.
Kejadian tersebut membuat nama Indonesia semakin tercoreng di mata dunia, karena selain membongkar adanya praktik perbudakan di wilayah Indonesia, namun juga membuka lebar-lebar “borok” yang telah menjadi rahasia umum bangsa ini yaitu lemahnya penegakan hukum akibat mudahnya aparat di negeri ini untuk disuap oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Walau kejadian ini sedang menjadi sorotan dunia internasional, nyatanya praktik perbudakan para nelayan serta illegal fishing, masih berlangsung hingga saat ini. Kapal dengan kargo berpendingin dari perusahaan perikanan Silver Sea Fishery Co. – perusahaan asal Thailand yang terkait dengan kejadian perbudakan di PT. PBR, terekam oleh data citra satelit resolusi sangat tinggi dari vendor DigitalGlobe tanggal perekaman 17 Juli 2015, sedang melakukan penangkapan ikan menggunakan pukat oleh para budak nelayan mereka, di area perairan Papua Nugini.
Citra satelit sendiri sengaja dipesan oleh pihak AP dari DigitalGlobe pada wilayah yang menjadi rute kapal tersebut. Hal itu dilakukan untuk lebih membuktikan kecurigaan mereka terhadap kegiatan illegal fishing serta perbudakan nelayan oleh perusahaan tersebut. Kecurigaan berawal dari teraturnya kapal milik perusahaan tersebut yang bernama SIlver Sea 2 – bolak-balik antara perairan Thailand dengan Papua Nugini, yang diketahui dari sinyal penanda lokasi dari satelit. Berdasarkan sinyal yang ditangkap satelit, kapal berjalan dengan perlahan pada area perairan di Papua Nugini, dimana diduga kapal tersebut sedang melakukan illegal fishing. Kecurigaan juga ditambah dengan dimatikannya penanda lokasi oleh kapal kargo berpendingin tersebut.
Kejadian yang ada di Papua Nugini tersebut, hampir sama dengan kejadian yang terjadi di Indonesia. PT. PBR melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia yang dilakukan oleh para budak, kemudian hasil tangkapannya dibawa oleh kapal kargo Silver Sea-2 menuju Thailand.
Masih maraknya kegiatan illegal fishing serta perbudakan nelayan di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya, membuat Indonesia harus pro aktif menyelesaikan kasus ini, supaya negara kita tidak terus kecolongan oleh para maling ikan dan ikut serta menyelamatkan nasib orang-orang yang telah dijadikan budak oleh perusahaan-perusahaan biadab.
Salah satu cara penyelesaian kasus illegal fishing dan perbudakan nelayan ini, dapat dilakukan oleh pemerintah kita melalui penegakan hukum kepada pihak-pihak yang melanggar, dimana salah satu barang bukti yang dapat digunakan yaitu melakukan analisis dari data citra satelit resolusi sangat tinggi seperti yang telah dilakukan pihak AP, karena seperti yang dikatakan CEO DigitalGlobe – Jeff Tar : “You Can’ t Hide from Space”.
Sumber Utama :
http://bigstory.ap.org/article/c2fe8406ff7145a8b484deae3f748aa5/ap-tracks-missing-slave-fishing-boats-papua-new-guinea
BACA JUGA :
1). Citra Satelit Sebagai Bukti di Pengadilan
2). Citra Satelit Untuk Konservasi
3). Pembakaran dan Pemboman di Wilayah Utara Darfur Dilihat dari Citra Satelit
4). Melacak Keberadaan Pesawat Malaysia Airlines Lewat Citra Satelit
5). Citra Satelit Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau